Sejarah Senjata Api dan Perkembangannya di Medan Perang

 


senjata api sangat diperlukan dalam pertempuran. Peradaban manusia menciptakan senjata api dalam sejarah militer sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu, tepatnya semasa Kekaisaran Tiongkok.

Senjata api ditemukan setelah penemuan bubuk mesiu pada awal tahun 850 M oleh para alkemis Tiongkok. Awalnya, bubuk mesiu digunakan untuk kembang api, tetapi zat tersebut sangat mematikan sehingga dapat menjadi senjata dalam sejarah militer. 

Berangsur-angsur, senjata api ditemukan berupa tombak api yang digunakan sekitar abad ke-10 dan ke-12. Lalu, senjata api yang dapat digenggam berlanjut menjadi bentuk primitif, yang terdiri dari tabung berongga yang diisi bubuk mesiu dan proyektil kecil.

Penemuan senjata api yang dapat dipegang ini kemudian semakin membesar secara ukuran. Hal ini membuat peradaban kekaisaran Tiongkok dalam sejarah militer menemukan meriam, senjata besar dan penting dalam pengepungan kota.

Pengaruh penggunaan senjata api dalam sejarah militer kemudian berkembang di sekitar Asia. Bahkan, Kerajaan Majapahit di Pulau Jawa mengenal cetbang atau warastra yang merupakan meriam tangan. Nama cetbang diperkirakan diadopsi dari bahasa Tionghoa chongtong. Sedangkan warastra berarti panah sakti, panah dahsyat, atau panah unggul.

Bentuk cetbang mirip dengan meriam tangan Tiongkok, dengan cara mengisi proyektil dari lubang depan. Namun, variannya juga berkembang dengan menyerupai meriam tangan Turki dan Portugis yang dapat mengisi proyektil dari bagian belakang.

Senapan laras panjang kuno

Perkembangan sejarah militer mengantarkan senjata api pada bangsa Eropa berkat Jalur Sutra. Sejak abad ke-13, bentuk primitif senjata api menyebar dari Asia ke Eropa. Perkembangan pun begitu pesat dalam dua abad berikutnya di Eropa, sampai menjadi senjata yang dibawa dalam penjelajahan menelusuri lautanSenjata api ditemukan setelah penemuan bubuk mesiu pada awal tahun 850 M oleh para alkemis Tiongkok. Awalnya, bubuk mesiu digunakan untuk kembang api, tetapi zat tersebut sangat mematikan sehingga dapat menjadi senjata dalam sejarah militer. 

Berangsur-angsur, senjata api ditemukan berupa tombak api yang digunakan sekitar abad ke-10 dan ke-12. Lalu, senjata api yang dapat digenggam berlanjut menjadi bentuk primitif, yang terdiri dari tabung berongga yang diisi bubuk mesiu dan proyektil kecil.

Penemuan senjata api yang dapat dipegang ini kemudian semakin membesar secara ukuran. Hal ini membuat peradaban kekaisaran Tiongkok dalam sejarah militer menemukan meriam, senjata besar dan penting dalam pengepungan kota.

Pengaruh penggunaan senjata api dalam sejarah militer kemudian berkembang di sekitar Asia. Bahkan, Kerajaan Majapahit di Pulau Jawa mengenal cetbang atau warastra yang merupakan meriam tangan. Nama cetbang diperkirakan diadopsi dari bahasa Tionghoa chongtong. Sedangkan warastra berarti panah sakti, panah dahsyat, atau panah unggul.

Bentuk cetbang mirip dengan meriam tangan Tiongkok, dengan cara mengisi proyektil dari lubang depan. Namun, variannya juga berkembang dengan menyerupai meriam tangan Turki dan Portugis yang dapat mengisi proyektil dari bagian belakang.

Senapan laras panjang kuno

Perkembangan sejarah militer mengantarkan senjata api pada bangsa Eropa berkat Jalur Sutra. Sejak abad ke-13, bentuk primitif senjata api menyebar dari Asia ke Eropa. Perkembangan pun begitu pesat dalam dua abad berikutnya di Eropa, sampai menjadi senjata yang dibawa dalam penjelajahan menelusuri lautan.


Metropolitan Museum of Art
Senjata api genggam cetbang dari Kerajaan Majapahit yang digunakan sekitar 1470-1478. Senjata ini dipengaruhi oleh Kekaisaran Tiongkok, Turki, dan Portugis.

Senjata api yang paling umum dikaitkan dalam penjelajahan adalah blunderbuss buatan Jerman. Dalam sejarah militer, senjata ini punya moncong yang lebar, dan bukaan yang lebar di bagian atas.

Senjata api genggam yang dibawa para penjelajah di abad ke-15 juga membawa senapan korek api. Fitur yang dimiliki berupa lubang kecil di laras senapan yang muat untuk bubuk mesiu dan seutas tali yang harus dibakar.

Penjelajahan pada akhirnya memperkenalkan senjata api ke kawasan koloni, seperti Spanyol dan Inggris ke benua Amerika. Demi mempertahankan kuasanya, pemukiman awal koloni harus punya warga yang pandai dalam pembuatan senjata. Biasanya adalah perajin logam yang terampil.

Keharusan mereka bertahan hidup sembari menjajah, membuat kependudukan orang Eropa di sepanjang Amerika mengembangkan senapan panjang dalam sejarah militer. Di antara jenisnya adalah senapan kentucky, senapan ohio, atau senapan pennsylvania. Senapannya sering diukir dengan rumit, berikut hiasan ukiran halus dengan pelat kuning atau perak.

Senjata api begitu masif pada abad ke-18 dalam sejarah militer Amerika dan Eropa. Senjata perang ini digunakan dalam satuan untuk ditembak berbarengan, dengan dua baris. Baris pertama untuk menembak, dan baris kedua untuk menggantikan baris pertama. Barisan pertama akan menembak saat diberi aba-aba, dan mundur ke barisan kedua untuk mengisi peluru.


Pada Perang Revolusi AS, milisi AS menggunakan senapan berburu untuk menghabisi tentara Inggris. Terkadang mereka menggunakan kombinasi senapan Brown Bess dari Inggris dan Charleville dari Prancis. Hubungan kaum revolusioner AS begitu dekat dengan Prancis, membuat hubungan perdagangan senjata meningkat dalam upaya kemerdekaan.

AS tidak bisa terus bergantung pada Prancis, sehingga George Washington memerintahkan pendirian pergudangan senjata di Springfield, Massachusetts, pada 1776. Awalnya berfungsi sebagai penyimpanan amunisi dan gerbong senjata, tetapi perkembangan membuatnya memproduksi senapan dan senjata lainnya dalam sejarah militer AS.

Pistol dan revolver

Berkat banyaknya produsen senjata api, AS begitu pesat dalam sejarah militer. Produksi senjata dan suku cadang senjata begitu marak, dan maju. Kemajuan mengantarkan mereka memproduksi senjata api berukuran kecil.

Comments