CARA PENGOLAHAN TEMBAGA


Mengolah tembaga dari bijih hingga menjadi logam murni melibatkan beberapa tahap penting. Berikut adalah panduan umum langkah demi langkah untuk mengolah tembaga:

Bahan-Bahan dan Alat



Bahan-Bahan:

  • Bijih tembaga (misalnya, kalkopirit atau malasit)
  • Air
  • Bahan kimia seperti asam sulfat atau natrium sianida (untuk proses tertentu)
  • Fluks (seperti silika atau kapur)
  • Bahan bakar (seperti kokas atau batu bara)

Alat-Alat:

  • Crusher (penghancur bijih)
  • Ball mill atau alat penggiling lainnya
  • Tangki leaching atau tangki pengolahan
  • Tungku peleburan
  • Konverter
  • Cetakan ingot (batangan)
  • Alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kacamata)
  • Filter atau saringan

Langkah-Langkah Pengolahan

  1. Penghancuran dan Penggilingan Bijih:

    • Penghancuran: Hancurkan bijih tembaga menjadi potongan-potongan kecil menggunakan crusher.
    • Penggilingan: Giling bijih tembaga yang sudah dihancurkan menggunakan ball mill atau alat penggiling lainnya hingga menjadi serbuk halus.
  2. Konsentrasi:

    • Flotasi: Campurkan bijih yang sudah digiling dengan air dan bahan kimia pengapung dalam tangki flotasi. Proses ini membuat partikel tembaga mengapung ke permukaan, sementara pengotor tenggelam. Partikel tembaga kemudian dikumpulkan sebagai konsentrat tembaga.
  3. Pemanggangan (Roasting):

    • Panaskan konsentrat tembaga dalam tungku dengan oksigen berlebih untuk mengubah sulfida tembaga (seperti kalkopirit) menjadi oksida tembaga:
      2CuFeS2+3O22CuO+2FeO+4SO2
  4. Peleburan (Smelting):

    • Campurkan konsentrat tembaga yang sudah dipanggang dengan fluks (seperti silika) dalam tungku peleburan. Fluks membantu mengikat pengotor dan membentuk terak.
    • Panaskan campuran hingga tembaga meleleh. Tembaga cair kemudian dipisahkan dari terak dan dikumpulkan di bagian bawah tungku.
  5. Konversi:

    • Tembaga kasar dari peleburan kemudian dipindahkan ke konverter, di mana udara atau oksigen ditiupkan untuk mengoksidasi pengotor tersisa dan menghasilkan tembaga blister (tembaga dengan kemurnian sekitar 98-99%):
      2Cu2S+3O22Cu2O+2SO2
    • Tembaga blister ini kemudian dicetak menjadi ingot untuk pemurnian lebih lanjut.
  6. Pemurnian Elektrolitik:

    • Tembaga blister digunakan sebagai anoda dan lembaran tembaga murni digunakan sebagai katoda dalam sel elektrolitik yang berisi larutan tembaga sulfat dan asam sulfat.
    • Ketika arus listrik dialirkan, tembaga dari anoda akan larut dan diendapkan di katoda, sementara pengotor tertinggal atau jatuh ke dasar sel sebagai lumpur anoda.
  7. Penyimpanan dan Penjualan:

    • Setelah pemurnian elektrolitik, tembaga murni dikeluarkan dari katoda, dicuci, dan dikeringkan.
    • Tembaga murni kemudian dicetak menjadi batangan atau bentuk lainnya sesuai kebutuhan dan disimpan di tempat yang aman atau dijual ke pasar.

Tips Tambahan

  • Keamanan: Gunakan alat pelindung diri dan pastikan area kerja memiliki ventilasi yang baik. Proses pengolahan tembaga menghasilkan gas berbahaya seperti sulfur dioksida yang harus dikelola dengan baik.
  • Regulasi: Pastikan untuk mematuhi semua regulasi lingkungan dan keselamatan kerja yang berlaku di wilayah Anda. Pengolahan tembaga dapat berdampak signifikan pada lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
  • Pengelolaan Limbah: Buang limbah hasil pengolahan tembaga dengan benar. Bahan kimia berbahaya dan terak harus dikelola sesuai dengan regulasi lingkungan.

Mengolah tembaga adalah proses yang kompleks dan memerlukan pengetahuan serta keterampilan khusus. Penting untuk memastikan bahwa setiap tahap dilakukan dengan hati-hati untuk mendapatkan hasil yang maksimal serta mengurangi risiko terhadap kesehatan dan lingkungan.

Comments