Yakuza adalah istilah yang merujuk pada sindikat kejahatan terorganisir di Jepang. Sejarah yakuza dimulai pada abad ke-17 selama periode Edo, di mana istilah "yakuza" awalnya digunakan untuk menggambarkan pedagang keliling atau individu yang terlibat dalam kegiatan yang meragukan. Selama periode ini, Jepang diperintah oleh pemerintahan shogun Tokugawa, dan struktur sosialnya sangat hierarkis. Beberapa kelompok mulai terbentuk di kalangan masyarakat bawah, terlibat dalam kegiatan mulai dari perjudian hingga pencurian kecil.
Selama Restorasi Meiji pada tahun 1868, Jepang mengalami perubahan signifikan yang mencakup pembubaran kelas samurai dan modernisasi masyarakat. Beberapa mantan samurai menemukan diri mereka terpinggirkan, yang mengarah pada pembentukan berbagai kelompok yang kemudian akan berkembang menjadi sindikat kejahatan terorganisir.
Pada periode Taisho dan Showa (1912–1989), sindikat yakuza memperluas pengaruhnya dan menjadi lebih terorganisir. Mereka sering beroperasi di daerah perkotaan dan terlibat dalam kegiatan seperti perjudian, pemerasan, dan prostitusi. Bos yakuza, yang dikenal sebagai oyabun, memimpin organisasi hierarkis dengan kode etik yang ketat dan loyalitas.
Perang Dunia II dan periode pasca-perang membawa kekacauan yang lebih lanjut bagi Jepang, dan pendudukan Jepang oleh pasukan Sekutu menyebabkan pertumbuhan dan konsolidasi lebih lanjut dari kelompok yakuza. Beberapa anggota yakuza memanfaatkan pasar gelap dan terlibat dalam penyelundupan serta kegiatan ilegal lainnya untuk mendapatkan keuntungan dari upaya rekonstruksi pasca-perang.
Pada paruh kedua abad ke-20, pemerintah Jepang mengeluarkan undang-undang untuk melawan kejahatan terorganisir, yang mengarah pada penindakan periodik terhadap kegiatan yakuza. Namun, meskipun upaya ini, yakuza tetap bertahan, beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan mempertahankan kehadiran di berbagai sektor masyarakat, termasuk konstruksi, hiburan, dan keuangan.
Dalam beberapa tahun terakhir, yakuza telah menghadapi peningkatan pengawasan dan tekanan dari penegak hukum, yang menyebabkan penangkapan, penyitaan aset, dan penurunan keanggotaan. Selain itu, perubahan dalam sikap masyarakat dan faktor ekonomi juga telah berkontribusi pada pelemahan pengaruh yakuza di beberapa daerah.
Sebagai sebuah entitas yang telah ada selama berabad-abad, yakuza tetap menjadi kekuatan yang tahan lama dan beradaptasi dalam masyarakat Jepang, dengan budaya dan hierarki yang kompleks yang terus berkembang sebagai respons terhadap tekanan internal dan eksternal.
Comments
Post a Comment